Home

Kamis, 10 November 2011

PULAU KOMODO

Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.

Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti. 

Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com.

Kontroversi penyelenggaraan kompetisi tujuh keajaiban alam baru dunia (New7Wonders of Nature) tidak hanya terjadi di Indonesia. Harian terkemuka Inggris, The Guardian, dalam situs webnya, Kamis (10/11/2011), melaporkan, kompetisi selama empat tahun untuk menentukan tujuh keajaiban alam baru dunia itu menjadi kontroversi di sejumlah negara setelah pemerintah negara-negara itu menuduh penyelenggara, yaitu New7Wonders Foundation, meminta uang jutaan dolar dari peserta sebagai biaya pemasaran.

Jajak pendapat untuk New7Wonders of Nature, berdasarkan klaim penyelenggara, telah menarik jutaan pemilih dari seluruh dunia yang memilih tujuh corak alam terajaib dari 28 daftar pemandangan alam yang meliputi antara lain Great Barrier Reef, hutan hujan Amazon, kepulauan Maladewa, Luat Mati, dan Taman Nasional Komodo dari Indonesia. Daftar tujuh keajaiban alam baru akan secara resmi diumumkan Jumat ini setelah empat tahun jajak pendapat online dan via SMS (telepon) secara global.

Jajak pendapat itu, yang diselenggarakan New7Wonders Foundation dan cabang lembaganya, New Open World Corporation, diluncurkan tahun 2007 setelah penyelenggaran serupa untuk menemukan tujuh keajaiban baru dunia yang penyelenggara klaim telah dipilih oleh lebih dari 100 juta orang. Jajak pendapat itu merupakan gagasan Bernard Weber, seorang pengusaha dan pakar pemasaran Kanada-Swiss. Weber ingin menciptakan "tujuh simbol warisan (heritage) dan alam, untuk menjadi bagian dari Global Memory. 

Menurut Guardian, lebih dari 440 keajaiban alam diserahkan dari 220 negara pada 2007 yang kemudian dipangkas menjadi tinggal 28 finalis pada tahun 2009 oleh sebuah panel ahli yang dipimpin Profesor Federico Zaragoza, mantan kepala UNESCO. Untuk memastikan bahwa jajak pendapat itu fair bagi negara-negara kecil dengan populasi yang sedikit pula, maka hanya 10 persen suara dari negara di mana lokasi (alam) yang menjadi peserta yang akan dihitung, 90 persen sisanya akan didapat dari suara global.

Jajak pendapat itu akan ditutup tepat pada pukul 11.11 GMT (18.11 WIB) pada tangal 11 November 2011 ini. New7Wonders Foundation menyatakan penghargaan itu akan menawarkan peluang promosi dan pemasaran bagi para pemenang. 

Namun, kompetisi itu telah menjadi sedemikian kontroversial akibat biaya pemasaran tersembunyi yang dimintakan penyelenggara untuk dibayar setiap finalis. Setelah pada awal membayar biaya pendaftaran hanya 199 dollar AS per peserta (lokasi alam), masing-masing negara kemudian diminta untuk mengambil bagian dalam kampanye level tinggi untuk pemasaran global termasuk tur keliling dunia. Akibatnya, pada Mei lalu pemerintah Maladewa mundur dari kompetisi itu setelah menerima permintaan uang yang mengejutkan, yaitu setengah juta dolar. Pada Agustus, pemerintah Indonesia, yang mewakili Taman Nasional Pulau Komodo, kemudian menyusul. Pihak Indonesia mengatakan, penyelenggara kompetisi itu meminta 10 juta dolar sebagai biaya lisensi dan 47 juta dolar lagi untuk menjadi tuan rumah upacara penutupan sekaligus pengumuman pemenang.

Todung Mulya Lubis, pengacara yang mewakili kementerian pariwisata Indonesia, mengatakan masih mempertimbangkan tindakan hukum terhadap yayasan itu. "Kami ingin memberi mereka pelajaran bahwa sebagai sebuah yayasan yang menarik perhatian dunia, mereka harus adil terhadap peserta kompetisi," kata Todung seperti dikutip Guardian. Meski menolak untuk membayar, kepulauan Maladewa dan Taman Nasional Komodo masih tercatat sebagai finalis oleh  penyelenggara.

Gordon Oliver, mantan walikota Cape Town, (Table Mountain di Cape Town menjadi salah satu peserta kompetisi), mengatakan kepada Cape Times, "Apa otoritas organisasi itu menentukan sebuah keajaiban alam sebagai finalis? Sangat penting bahwa pihak berwenang kami mendapat mandat dari organisasi tersebut yang menetapkan dirinya sebagai otoritas untuk menentukan keunggulan corak-corak alam."

New7Wonders Foundation membantah telah mengenakan biaya yang sangat tinggi untuk menggunakan branding-nya yang sifatnya opsional. Juru bicaranya, Eamonn Fitzgerald, mengatakan, tuduhan itu tidak berdasar. Dia juga mengatakan, "Kami berharap bahwa kami dapat menghasilkan surplus setelah kampanye ini, tapi semua uang dari jajak pendapat digunakan untuk menjalankan kampanye dan mempertahankan platform jajak pendapat demi sebuah persaingan global. Kami tidak akan mengungkapkan berapa banyak suara yang telah dikumpulkan. Dalam kampanye terakhir kami, ada 100 juta suara dan target untuk kampanye ini adalah satu miliar suara."

Fitzgerald mengatakan, ada sejumlah biaya untuk menggunakan branding yayasan itu, tapi dia tid
ak mau mengungkapkan besaran angkanya. "Angka-angka itu berbeda setiap negara. Sesuai aturan, kami tidak mengomentari aspek bisnis dan komersial, yang merupakan praktek standar dalam dunia bisnis."

Aktivis lingkungan Inggris, Tony Juniper, mengatakan, ide kompetisi itu baik dalam teori. Namun ketika harus memungut biaya, itu menjadi ide yang buruk. "Ide tentang sebuah proses partisipasi global untuk melibatkan jutaan orang melalui sebuah daftar tentang tujuh keajaiban alam tertinggi dunia, menurut saya merupakan ide yang baik. (Namun) membebankan biaya ke sebuah negara untuk biaya promosi pemasaran tidak, terutama kalau itu negara berkembang."

sumber :
http://internasional.kompas.com/read/2011/11/11/11074269/New7Wonders.of.Nature.Memang.Kontroversial
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Komodo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar