Home

Jumat, 16 Desember 2011

tugas 3 (cerpen)

Senja Terakhir di Bulan Ramadhan

Suara kentongan pun terdengar sayup-sayup. Suara sang pemukulnya pun tak kalah hebohnya meneriakkan kata “sahur… sahur”. Aku seketika terbangun mendengar seruan itu. Aku teringat pagi ini giliran angkatanku untuk membangunkan sahur. Maklum, aku hidup dalam sekolah berasrama yang jauh dari asalku. Setiap bulan ramadhan, itulah hal yang tak pernah aku lupakan selama hidup berasrama. Setiap pagi ada saja yang rusuh untuk membangunkan seluruh penghuni asrama. Pagi inilah giliran angkatanku untuk melakukan kerusuhan itu. Aku sebagai ketua kamar bergegas membangunkan anggota kamarku. Susah juga. Tapi itulah kewajibanku.
Tak berapa lama, aku dan ketiga anggota kamarku berjalan menuju kamar yang telah ditugaskan kepada kami untuk membangunkan penghuninya sahur. Udara pagi ini sungguh menyejukkan. Sesampainya di gedung asrama yang kami tuju, terlihat teman-temanku yang lain telah bersiap-siap untuk menjalankan tugas mereka yaitu membuat kerusuhan.
Bulan ramadhan kali ini adalah bulan ramadhan terakhir angkatanku di sekolah berasrama ini. Oleh karena itu, pagi ini kami akan membuat kehebohan yang dihitung-hitung kehebohan terakhir. Untuk membangunkan sahur saja kita harus berteriak untuk menyanyikan yel-yel angkatanku. Seru.
Iya pagi ini memang sungguh menyenangkan dan tak akan pernah kulupakan. Dengan kantuk yang sebenarnya masih melekat dan udara dingin yang tiba-tiba menyelimuti pagi ini, aku berjalan dengan langkah berat keluar dari asrama. Ya. Pagi ini benar-benar momen yang istimewa untukku.
Lilin itu menyala di tengah gelap dan dinginnya senja. Di jalan yang sempit itu, tertata rapi sebuah tikar yang memanjang di sepanjang jalan itu. Di sanalah terlihat wajah-wajah polos itu. Wajah para anak laki -laki yang berusaha menahan kantuknya. Merekalah teman seangkatanku. Mereka yang tadi rusuh memukul kentongan dan meneriakkan kata sahur. Dan sekarang merekalah yang mempersiapkan semuanya. Pagi ini kami akan mengadakan sahur bareng. Ya. Sahur pertama dan terakhir kalinya untuk angkatanku. Dengan diiringi suara musik yang terdengar dari pengeras suara, kami menikmati makanan sahur meskipun hanya dengan sepotong ayam goreng dan nasi putih.
Bintang-bintang bersinar menghiasi senja yang sepenuhnya milik kami. Meskipun menahan kantuk yang luar biasa, tak dapat menghalangi rasa senang dan haru dalam diri kami. Ya. Inilah senja kami di bulan Ramadhan yang terakhir bagi kami. Kebersamaan ini tak akan pernah terlupakan. Sudah tiga tahun bersama. Rasa kehilangan pasti akan sangat sulit terelakkan setelah suatu hari nanti kami harus berpisah.  Seakan bintang-bintang itu telah menjadi saksi, akan adanya sebuah keluarga. Keluarga yang lahir karena adanya rasa memilki dan menghargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar